Petenung
dalam Imamat 19:31
Channeling atau sarana roh adalah suatu nama modern untuk apa yang Alkitab sebutkan sebagai spiritisme, praktek petenung atau dukun. Seorang dukun atau petenung adalah seorang mistik yang telah menjadi sarana atau saluran untuk berkomunikasi dengan dunia roh atau spiritisme. Apakah yang Allah katakan tentang spiritisme? Ada dalam Alkitab,”Jangan pergi minta nasihat kepada dukun yang mengadakan hubungan dengan roh-roh orang mati. Kalau kamu melakukan itu kamu menjadi najis. Akulah TUHAN Allahmu” (Imamat 19:31).
Channeling atau sarana roh adalah suatu nama modern untuk apa yang Alkitab sebutkan sebagai spiritisme, praktek petenung atau dukun. Seorang dukun atau petenung adalah seorang mistik yang telah menjadi sarana atau saluran untuk berkomunikasi dengan dunia roh atau spiritisme. Apakah yang Allah katakan tentang spiritisme? Ada dalam Alkitab,”Jangan pergi minta nasihat kepada dukun yang mengadakan hubungan dengan roh-roh orang mati. Kalau kamu melakukan itu kamu menjadi najis. Akulah TUHAN Allahmu” (Imamat 19:31).
Praktek
tenung atau dukun adalah hal yang biasa di kalangan bangsa-bangsa kafir di
negeri Alkitab atau Palestina. Allah mengamarkan orang-orang Israle tentang hal
itu sebelum mereka memasuki Tanah Perjanjian, Tanah Kanaan. Ada dalam
Alkitab,”Apabila engkau sudah masuk ke negeri yang diberikan kepadamu oleh
TUHAN, Allahmu, maka janganlah engkau belajar berlaku sesuai dengan kekejian
yang dilakukan bangsa-bangsa itu. Di antaramu janganlah didapati seorang pun
yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban
dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang
penelaah, seorang penyihir, seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya
kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada
orang-orang mati. Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian
bagi TUHAN, dan oleh karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau
mereka dari hadapanmu” (Ulangan 18:9-12).
Orang-orang
mencari nasehat dari dukun atau petenung. Apakah sumber berita yang
diucapkanoleh dukun-dukun seperti ini? Suatu peristiwa dalam kehidupan Paulus
memberikan terang tentang identitas praktek dukun ini. Ada dalam Alkitab,”Pada
suatu kali ketika kami pergi ke tempat sembahyang itu, kami bertemu dengan
seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung; dengan tenungan-tenungannya
tuan-tuannya memperoleh penghasilan besar. Ia mengikuti Paulus dan kami dari
belakang sambil berseru, katanya: ‘Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang
Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan.’ Hal itu
dilakukannya beberapa hari lamanya. Tetapi ketika Paulus tidak tahan lagi akan
gangguan itu, ia berpaling dan berkata kepada roh itu: ‘Demi nama Yesus Kristus
aku menyuruh engkau keluar dari perempuan ini.’ Seketika itu juga keluarlah roh
itu” (Kisah 16:16-18).
Roh-roh
jahat, yaitu malaekat-malaekat yang pernah tinggal di surga bersama-sama Allah,
berontak bersama Setan dan mereka keluarkan ke planet bumi. Ada dalam
Alkitab,”Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya
berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya,
tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga.
Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang
menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi,
bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya” (Wahyu 12:7-9).
Karena roh-roh
petenung adalah dari setan, kegiatannya adalah dilarang oleh Allah. Malahan
pada zaman Israel kuno, setiap orang yang mempraktekkan petenung dibunuh. Ada
dalam Alkitab,”Apabila seorang laki-laki atau perempuan dirasuk arwah atau roh
peramal, pastilah mereka dihukum mati, yakni mereka harus dilontari dengan batu
dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri” (Imamat 20:27). “Dan apabila
orang berkata kepada kamu: ‘Mintalah petunjuk kepada arwah dan roh-roh peramal
yang berbisik-bisik dan komat-kamit,’ maka jawablah: ‘Bukankah suatu bangsa
patut meminta petunjuk kepada allahnya? Atau haruskah mereka meminta petunjuk
kepada orang-orang mati bagi orang-orang hidup?’” (Yesaya 8:10).