Alkitab
berotoritas mutlak dan merupakan satu-satunya standar untuk
mengevaluasi serta memahami segala sesuatu (2 Timotius 3:16-17). Alkitab
berdiri sebagai hakim dari segala sesuatu dan tidak pernah dihakimi
oleh sumber lain apa pun. Mengapa demikian? Jawabannya, karena Alkitab
merupakan firman Allah, maka tidak mungkin ada otoritas lain yang lebih
tinggi dari itu. Secara sederhana dapat ditegaskan bahwa Alkitab harus
dipercaya dan diikuti karena Alkitab merupakan firman Tuhan yang mutlak
atau benar. Alkitab adalah satu-satunya otoritas di dalam setiap bidang
kehidupan. Berikut ini fakta-fakta mengenai keautentikan wahyu Allah.
A. Kewibawaan (Authority)
Seluruh
Alkitab adalah firman Allah; tidak memercayai atau menaati Alkitab
berarti tidak percaya atau tidak taat kepada Allah. Dengan kata lain,
Alkitab memegang otoritas tertinggi dan terakhir terhadap iman dan
kehidupan orang percaya karena Alkitab adalah firman yang datang dari
Allah sendiri.
1. Bukti-Bukti Kewibawaan Alkitab
Pada
banyak bagian dalam Alkitab dikatakan, "Demikianlah firman Tuhan...."
Bentuk kalimat ini dalam Perjanjian Lama identik dengan bentuk kalimat,
"Demikian kata Raja...." yang berarti suatu titah yang datang dari
pemilik kekuasaan/otoritas tertinggi (raja) dan tidak dapat diganggu
gugat, harus dilakukan dan dilaksanakan (misalnya: Bilangan 22:38;
Ulangan 18:18-20; Yeremia 1:9). Dalam Perjanjian Baru, ada beberapa ayat
yang jelas sekali menunjukkan bahwa tulisan dalam Perjanjian Lama
adalah firman Allah (misalnya: 1 Timotius 3:16; 2 Petrus 1:21). Dalam
Perjanjian Baru juga terdapat ayat-ayat yang menunjukkan bahwa tulisan
dalam Perjanjian Baru adalah firman Allah (misalnya: 2 Petrus 3:16; 1
Timotius 5:18; 1 Korintus 14:37; Yohanes 14:26; 16:13).
2. Penerimaan Terhadap Kewibawaan (Otoritas) Alkitab
Penerimaan
orang percaya terhadap Alkitab sebagai firman Allah adalah dari
keyakinan, yang diberikan oleh Roh Kudus, di dalam hati manusia yang
sudah diperbarui. Dengan demikian, penerimaan akan kewibawaan (otoritas)
Alkitab dalam kehidupan orang percaya adalah karena iman, bukan datang
dari manusia itu sendiri (bdk. 1 Korintus 2:13-14; Yohanes 10:27).
B. Ineransi (Ketidakbersalahan Alkitab)
1. Pengertian/Definisi
Secara
umum, "ineransi" diartikan bahwa Alkitab (PL dan PB) adalah seluruhnya
firman Allah yang ditulis tanpa kesalahan pada naskah aslinya. Istilah
"ineransi" sering kali dicampuradukkan dengan istilah "Infalabiliti",
yang memiliki arti bahwa Alkitab tidak mungkin menyesatkan karena semua
ajarannya adalah kebenaran (tidak melawan ajaran moral). Sedangkan,
penekanan "ineransi" adalah kualitas bebas kesalahan tulisan dan data
yang ada di dalam Alkitab. Doktrin tentang ketidakbersalahan Alkitab
sangat penting sebab akan memengaruhi doktrin yang lain dan etika
Kristen. Misalnya, dalam hal doktrin tentang dosa, penciptaan, Allah,
mukjizat, dan keselamatan. Pandangan tentang ineransi Alkitab juga akan
menentukan pandangan seseorang tentang etika, perkawinan, dan
sebagainya.
2. Pentingnya Ineransi
Sangat
penting bagi orang Kristen untuk memegang kepercayaan bahwa Alkitab
seluruhnya adalah tidak salah karena Alkitab adalah firman yang datang
dari Allah sendiri, yang adalah sempurna dan tidak berdusta. Jika kita
tidak memercayai ketidakbersalahan Alkitab, maka kewibawaan Alkitab pun
sulit dipertahankan karena berarti kita tidak dapat sepenuhnya
memercayai Allah.
3. Dasar Penerimaan Ineransi
Penerimaan "ineransi" bukan berdasarkan pada kemampuan manusia dalam menilai Alkitab, namun berdasarkan keyakinan bahwa:
- Allah adalah kebenaran. Oleh karena itu, segala sesuatu yang difirmankan Allah adalah benar.
- Allah tidak pernah berdusta. Jadi, apa yang dikatakan-Nya pasti benar. (Ibrani 6:18; 2 Timotius 2:13).
- Alkitab sendiri menyebut diri-Nya sempurna (Mazmur 19:8), murni (Mazmur 19:9), tepat (Mazmur 19:9), benar (Mazmur 119:43), dan kekal (Mazmur 119:89; Matius 24:34).
- Roh Kudus memberikan pengawasan penuh kepada para penulisnya, sehingga mereka menuliskannya dengan benar, tanpa kesalahan.
- Ukuran kebenaran Alkitab adalah "arasional". Akal manusia bukanlah standar ukuran yang dipakai.
4. Bagaimana Jika Naskah Asli Alkitab Sudah Tidak Ada?
Memang
diakui bahwa kita sudah tidak lagi memiliki naskah asli Alkitab. Yang
ada hanyalah salinan aslinya. Penyataan asli tertulis memiliki tiga
kategori.
- Penyataan asli (bukan salinan) yang telah selesai ditulis seluruhnya.
- Penyataan salinan yang ditulis kembali sesuai dengan aslinya (disebut salinan asli).
- Alkitab, secara kanon, merupakan kesatuan organisasi yang tidak dapat diambil dari konteks keseluruhan isi kitab.
5. Teori Ineransi
Ada beberapa macam teori "ineransi" yang diajukan.
- . Ineransi Penuh (Full Inerancy) Alkitab bukanlah kitab ilmiah atau pun sejarah. Oleh karena itu, tidak dituntut ketepatan yang empiris. Dengan mengerti konteks dan latar belakang budaya kemungkinan besar ketidaktepatan belum tentu suatu kesalahan.
- Ineransi Mutlak (Absulute Inerancy) Semua data di dalam Alkitab adalah benar, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan kebenaran ilmiah dan sejarah. Kebenaran Alkitab seharusnya juga dapat dibuktikan dari semua sudut termasuk ilmiah dan sejarah.
- Ineransi Terbatas (Limited Inerancy) Kebenaran Alkitab dapat dibuktikan hanya dari segi doktrinnya yang berhubungan dengan keselamatan. Jika ada kesalahan data yang lain, tidak apa-apa karena itu tidak menjadi kepentingan Alkitab.
- Pandangan Reformator. Pandangan "ineransi" Alkitab tidak dapat dipisahkan dengan inspirasi. Jika firman Allah diberikan oleh Allah, maka itu tidak mungkin tunduk pada kekeliruan manusia. Memang diakui ada masalah-masalah dalam Alkitab yang sampai sekarang belum dapat dipecahkan, tetapi hal itu belum cukup membuktikan bahwa Alkitab bersalah. Kebenaran ini mencakup ajaran (doktrin), pola hidup (etika), atau pun peristiwa-peristiwa yang terjadi (sejarah).
Dengan
demikian, kita memercayai ineransi Alkitab karena Alkitab diilhamkan
oleh Allah yang sempurna. Kesempurnaan Allah atau sifat-sifat Allah
menjamin bahwa kata-kata Alkitab tidak mengandung kesalahan dan sempurna
di dalam autografnya.
- Bagaimana dengan Bagian-bagian Alkitab yang Dipermasalahkan?
Dalam
hal Alkitab yang "ineransi", kaum Injili berpegang pada suatu "komitmen
teologi", yaitu kepercayaan terhadap keyakinan iman yang dipegang
sebagai ketaatan kepada pribadi dan ajaran Alkitab. Kepercayaan ini
tidak dibangun secara empiris (berdasar pengalaman) juga bukan sebagai
hasil penelitian dari naskah asli. Oleh karena itu, setiap kesulitan
yang ditemui harus diteliti dan dipelajari dengan tunduk pada otoritas
Allah.
Jawaban atas bagian-bagian Alkitab yang masih sering dipermasalahkan.
1.
Satu peristiwa tidak harus selalu diceritakan dengan istilah/cerita
yang sama oleh dua penulis yang berbeda (contoh: Lukas 6:17; Matius
5:1).
2.
Kutipan kata tidak harus sama persis, yang penting kebenarannya
(contoh: Hal tentang kesaksian Paulus dari Kisah Para Rasul 9:7; 22:9).
3. Istilah teknis ilmiah tidak dikenal pada zaman/budaya/waktu itu
(contoh: Matius 5:1 dengan Lukas 6:17: Markus 10:45 dengan Lukas 18:35).
4.
Tidak setiap perbedaan berarti kesalahan. Masalah yang belum terjawab
tidak harus diartikan kesalahan (contoh: - pembulatan perhitungan hari,
jam, dan lain-lain). Kisah kematian Yudas dari Matius 27:5 dan Kisah
Para Rasul 1:18.
5. Periode penyataan tidak semuanya sama, tergantung konteksnya.
6. Hal berikut ini juga perlu diingat.
- Kebiasaan/budaya Timur (Yahudi dan Palestina) tidak sama dengan budaya sekarang.
- Tidak menentang, maka tidak berarti salah. (blm jelas maksudnya)
C. Kejelasan (Clarity)
1. Pengertian/Definisi
Kejelasan
Alkitab diartikan bahwa Alkitab ditulis sedemikian rupa sehingga jelas
maksud pemberitaan dan pengajarannya, sehingga dapat dimengerti oleh
setiap orang yang sungguh-sungguh membaca dan mencari pertolongan Tuhan
serta bersedia melakukan firman Tuhan itu. Namun demikian, tidak berarti
bahwa semua bagian Alkitab akan dapat dimengerti dengan mudah. Tidak
juga berarti bahwa setiap orang akan mengertinya dengan benar.
Tetapi
benar bahwa untuk mengerti isi Alkitab dengan benar seseorang harus
memiliki persyaratan moral dan rohani tertentu (1 Korintus 2:14). Juga,
ada kemungkinan bahwa seseorang dapat mengerti satu bagian Alkitab
dengan lebih jelas daripada orang lain (2 Petrus 3:16). Kesulitan
manusia untuk mengerti/menafsirkan isi Alkitab seringkali dikarenakan
pikiran manusia yang dibutakan oleh dosa, bukan karena kemampuan
intelektual mereka. (1 Korintus 1:18-3:4; Ibrani 5:14; 2 Petrus 3:5).
2. Bagaimana kita bisa mengerti atau menafsirkan isi Alkitab secara jelas, benar, dan tepat?
- Hanya dalam terang Roh Kudus-lah manusia dapat mengerti firman Tuhan dengan benar dan tepat (Efesus 3:4, 5; 1 Korintus 2:12, 13; Yohanes 14:26; 16:13-15; 2 Petrus 1:21).
- Memunyai motivasi yang benar, tidak untuk kesombongan, keserakahan, kepentingan diri sendiri, dan tidak kurang iman (tidak percaya) (Lukas 24:25; 2 Korintus 4:3-4).
- Memunyai pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk menafsirkan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip menafsirkan yang sehat dan mengembangkannya sebagai keterampilan, maka kita akan dapat menafsirkan dengan baik. Sarana-sarana untuk penafsirkan juga sangat berpengaruh dalam mendapatkan data yang lengkap.
D. Keharusan (Necessity)
1. Pengertian/Definisi
Keharusan
Alkitab berarti bahwa Alkitab benar-benar diperlukan secara mutlak
untuk mengenal Kristus supaya kita dapat diselamatkan. Hanya Alkitablah
yang memberitakan kebenaran Kabar Baik tentang Kristus (Roma 1:16).
Penekanannya bukan pada keperluan untuk mengenal sifat-sifat umum Allah,
melainkan secara khusus untuk memelihara kehidupan rohani dan untuk
mengetahui kehendak Allah.
2. Bukti-Bukti Keperluan Mutlak Alkitab
Roma
10:13-17: Agar manusia dapat diselamatkan, mereka harus mendengar
firman Injil Yesus Kristus. Kisah Para Rasul 4:12: Tidak ada keselamatan
di luar Kristus. 1 Timotius 2:5-6: Tidak ada Pengantara lain selain
Yesus Kristus untuk menjadi Pendamai antara manusia dengan Allah.
Kesimpulan:
karena Alkitab adalah satu-satunya sumber untuk mengenal Kristus; Injil
yang memunyai kuasa untuk menyelamatkan, maka manusia harus membaca
Alkitab atau mendengar dari orang lain, firman yang ada di dalam
Alkitab.
E. Kecukupan (Sufficiency)
1. Pengertian/Definisi
Kecukupan
Alkitab memiliki arti bahwa Alkitab berisi semua firman Allah yang
dibutuhkan oleh orang percaya untuk keselamatannya dan untuk hidup di
dalam keselamatannya, sehingga tidak diperlukan lagi tambahan
"penyataan" lain di luar Alkitab. Dengan demikian, kita percaya bahwa
Alkitab adalah cukup sebagai satu-satunya sumber firman Allah yang
diperlukan oleh manusia untuk selamat dan hidup dalam keselamatannya.
2. Bukti-Bukti Kecukupan Alkitab di Dalam Alkitab
Beberapa ayat di bawah ini menyatakan berbagai bukti kecukupan Alkitab.
- 2 Timotius 3:15-17
- Yakobus 1:18
- 1 Petrus 1:23
- Wahyu 22:18,19
F. Tidak Pernah Gagal dalam Maksudnya (Efficacy)
1. Pengertian/Definisi
Maksud
dan tujuan Alkitab adalah memberikan berita tentang Allah dan rencana
keselamatan-Nya kepada manusia. Dalam menyampaikan beritanya ini,
Alkitab tidak pernah gagal mencapai maksudnya, baik untuk orang yang
menerima keselamatan ataupun untuk mereka yang menolak. Untuk orang yang
diselamatkan, firman Allah memberikan damai sejahtera dan hidup yang
kekal, untuk orang yang menolak firman-Nya, Allah menyatakan
keadilan-Nya dengan menghukum mereka ke dalam nyala api selama-lamanya.
2. Bukti-Bukti di Dalam Alkitab
Yesaya 55:11: Firman Allah tidak pernah kembali dengan sia-sia.
G. Kesatuan (Unity)
1. Pengertian/Definisi
Alkitab memunyai satu kesatuan isi dan berita, yaitu Allah yang menyatakan diri kepada manusia dalam diri Tuhan Yesus Kristus.
2. Alkitab adalah "Unik"
Kesatuan
Alkitab menunjukkan bahwa Alkitab berbeda dari kitab-kitab yang lain,
sangat unik. Mengapa? Berikut ini adalah daftar yang membuktikan bahwa
Alkitab itu sangat unik.
- Satu-satunya kitab yang ditulis dalam jangka waktu 1600 tahun dan melibatkan kisah dari 60 generasi.
- Ditulis oleh kurang lebih 40 penulis dari berbagai kalangan (raja, nabi, nelayan, penulis puisi, orang kaya, petani, ahli filsafat, negarawan, ahli politik, gembala, militer, dokter, dan sebagainya).
- Ditulis di tempat-tempat yang berbeda (di penjara, di padang belantara, di bukit, di istana, di pulau terpencil, dan sebagainya).
- Ditulis dalam zaman, waktu, tempat (tiga benua), dan keadaan yang berbeda-beda.
- Ditulis dalam tiga macam bahasa (Ibrani, Aramic, Yunani).
- Buku yang paling jujur menceritakan semua kebaikan dan kejelekan sifat manusia.
- Buku yang berisi nubuatan dan yang kebenaran nubuatannya sudah terbukti. Alkitab juga adalah buku yang dapat bertahan melalui waktu, penganiayaan, kritikan, pengrusakan, dan lain-lain.
- Alkitab adalah buku pertama yang diterjemahkan berulang-ulang, dalam jumlah bahasa yang terbanyak, dan sudah disebarkan ke seluruh penjuru dunia.
- Memunyai pengaruh luar biasa karena orang berdosa besar dapat diubahkan menjadi orang yang baik dan berbudi.
Comments